Pengikut

Selasa, 04 Maret 2014

PERKENALAN



Ketika orang mulai membuat blog ketika usianya masih remaja, saya baru memulainya sekarang. Sebenarnya sudah lama ingin membuat blog sekedar menceritakan kegalauan atau berbagi informasi. Teman-temanpun  sudah banyak menyarankan. Tapi karena  saya suka menunda-nunda membuatnya, maka sekarang baru bisa punya blog.
Ok, cukup kata pengantarnya. Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak bercinta dan seterusnya. Alangkah baiknya bila saya memperkenalkan blog ini. Nama blog ini terambil dari nama saya, Rafa Maharaja. Ups, sebentar!  Bagi  anda yang mengenal saya, jangan protes. Itu memang bukan nama asli. Orang dulu menyebut  nama pena atau nama keren dalam  bahasa anak sekarang. 

Orang tua saya memberi nama Rahmat Fajri. Secara bahasa berarti  rahmat di waktu fajar. Secara istilah (versi saya) berarti putra sang fajar (Ingin dimirip-miripkan dengan Bung Karno yang berjuluk Putra Sang Fajar). Tidak salah lagi, saya lahir ketika rona merah  menyembul di balik gunung Marapi, ketika  embun menyapu  kaki gunung Singgalang dan sayup-sayup suara azan Subuh  bersahutan di kota Bukittinggi. Ketika itu seorang bayi mungil yang telah lama di nanti terlahir ke dunia. Ibarat gubahan syair Minang:
Kok lahia anak laki-laki
Ka jadi kinantan  gombak
Putiah cotok putiah ranggah
Ikua malepai ka langik biru
Kukuak nan bagai sanggonani
Tentu anda bisa menerka-nerka  apa maksud dari Syair itu walaupun tak bisa berbahasa Minang yang baik dan Benar.  inti dari syair itu adalah harapan atas kelahiran  anak laki-laki yang di ibaratkan dengan ayam kinantan.  
                                                    ini ayam ya. tapi bukan ayam kinantan
  
Ok, cukup bernarsis ria tentang betapa berharganya seorang Rafa dan bergembiranya  keluarganya menyambut kelahirannya. Kita lanjut  kenapa saya menggunakan nama Rafa Maharaja.  Rafa sendiri adalah kependekan dari  nama saya yang mengambil dua huruf awal dari my first name and last name. Sehingga bila dikombinasikan menjadi RaFa.
Sedangkan Maharaja bukan bermaksud gagah-gagahan seperti panggilan hormat pada Raja atau bangsawan.  Maharaja terambil dari kata “Maharajo” dalam bahasa Minang. Maharajo sendiri cukup istimewa  buat saya karena merupakan  gelar datuak (penghulu/ pemimpin suku) dalam keluarga besar saya. Sama seperti di Batak yang terdiri atas berbagai klan berdasarkan kesamaan turunan  yang disebut marga.  Di Minangkabau disebut suku dengan mengambil garis keturunan dari  ibu/matrilineal. Setiap suku dikepalai oleh seorang pemimpin yang  diberi gelar datuak. Gelar  itu berbeda setiap suku seperti datuak Bandaro , Datuak Tan Ameh, Datuak  Parpatiah dan banyak lagi.
Khusus untuk suku saya, gelar datuak yang dipakai adalah datuak Maharajo. Terinspirasi dari gelar pusaka  suku, saya menggunakan nama  Maharaja sebagai second name  sebagai  identitas  dari klan “maharaja”.
                                                          saya dengan baju minang

Dah tau kan  kenape saya buat nama macam tu. Tak da lah niat sombong. Nama aje! Eh, nape ni jadi becakap macam orang Malaysia? Tidak perlu heran karena blog ini akan jadai seperti gado-gado. Tak ada tema khusus. Akan banyak konten dari topic serius seperti  opini di bidang hukum dan politik, sejarah dan budaya, sampai topic  santai seperti jalan-jalay coy (berisi cerita jalan-jalan saya ke sejumlah daerah), story of my pets ( cerita tentang kucing dan burung saya. Burung ya, burung hidup! Jangan ngeres. Ini bukan blog mesum!), dan tinjuan diary  (kisah-kisah terpilih dari diary yang ditulis  tangan sejak tahun 1999. Wow!!!)

Tak perlu repot membedakan mana yang tulisan/artikel formal  atau tulisan nonformal. Untuk tulisan yang serius, saya akan memakai bahasa formal dan menggunakan kata  ganti “saya” Sedangkan untuk cerita-cerita santai, alay dan terkadang penuh kegalauan saya akan menggunakan bahasa gaul dan kata ganti “Gue”.
Ok, cukup sekian perkenalannya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar